Headlines News :
Topics :

Kabupaten Brebes Gudang Penghafal Quran



Brebes - Kabupaten Brebes menjadi gudangnya penghafal Al Quran dan andalan Jawa Tengah (Jateng) pada setiap Festival Tahfidzul Quran tingkat nasional. Karenanya, Pengurus Cabang Jam’iyyatul Qurro wal Huffadz (JQH) diharapkan terus melakukan pengkaderan terhadap hafidz dan hafidzah (penghafal Al Quran, Red) tanpa patah arang.

Hal itu diungkapkan Ketua PCNU Brebes H Athoillah saat menerima audiensi PC JQH Brebes di Gedung NU, Jalan Yos Sudarso Brebes, Senin (4/9). Menurut Athoilah, Brebes memilki potensi penghafal Al-Quran sehingga perlu dilakukan pengkaderan dan pembinaan secara serius.

’’Hafidz dan hafidzah di Brebes ternyata usianya berkisar antara 24 sampai 40 tahun, dan itu usia potensial yang merupakan asset potensial,” tandas Athoillah.

Athoillah juga menyarankan agar PC JQH melakukan pendataan ulang hafidz dan hafidzah secara akurat. Karena dimungkinkan ada perkembangan jumlah pelestari Al Quran tersebut di Kabupaten Brebes. Selain itu, pemberian insentif sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah kepada hafidz dan hafidzah juga akan ditingkatkan. Sehingga mereka tidak keluar pagar dengan menjadi peserta daerah lain saat ada festival.

Ketua Tanfidziyah PC JQH Brebes Ustadz Khoeron Al Hafidz menjelaskan, maksud audiensi dengan ketua PC NU -selain untuk silaturahmi- guna memperkenalkan kepengurusan baru JQH masa bakti 2010-2015. Khoerun didampingi Khatib Dewan Ilmi KH Agus Mudrik Khaelani Al Khafidz, Wakil Ketua Muksin Al Hafidz, Sekretaris Zaenal Mutaqin Al Hafidz, dan Bendahara Khudori Al Hafidz.
Dalam kesempatan tersebut Ketua PC JQH Khoeron menyerahkan bantuan pembangunan gedung NU kepada Ketua PC NU Brebes Drs KH Athoillah. Menurut Khoeron, dana tersebut dihimpun dari para hafidz dan hafidzah se-Kabupaten Brebes. Bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 7 juta itu dihimpun dari sekitar 750 hafidz dan hafidzah.

Rehab TPI Kluwut Gangu Aktifitas Bongkar Muat Ikan



Brebes - Kalangan nelayan di Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Brebes mengeluhkan proyek rehab tempat pelelangan ikan (TPI) di desa setempat. Mereka menilai proyek kegiatan itu mengganggu aktivitas lelang dan bongkar muat ikan. Dari papan proyek yang terpasang, menyebutkan pekerjaan rehab TPI menelan dana APBD Kabupaten 2010 sebesar Rp 375.060.000. Sesuai kontrak kerja, proyek tersebut dikerjakan sejak 15 Agustus hingga 10 November 2010.

Sobirin, salah satu nelayan Kluwut, Minggu (3/10), menuturkan aktivitas bongkar muat dan lelang ikan terganggu karena area pelabuhan dan pendaratan kapal nelayan dibangun pagar keliling. Sedangkan kantor dan lantai TPI diperbaiki.

Begitu pula lelang ikan yang biasa dilakukan di TPI Kluwut, kini dipindahkan dengan menempati jalan desa. Padahal, lokasi tersebut dinilai tidak layak karena sempit. Karena itu, ia berharap agar kegiatan proyek dapat diselesaikan kontraktor tepat waktu.

”Lelang ikan di TPI Kluwut menjadi tidak berjalan normal. Apalagi, sebagian jalan desa juga digunakan untuk lalu-lintas kendaraan. Sudah begitu, tempatnya panas,” ujar dia ditemui saat membongkar ikan hasil tangkapannya.

Pindah sementara
Terkait hal ini, Kepala Desa Kluwut Sofuanto, mengatakan proyek ini masih dikerjakan kontraktor. Karena itu, kegiatan lelang ikan dipindahkan sementara di jalan desa. Meski dikeluhkan nelayan, namun aktivitas bongkar muat ikan tetap berjalan seperti biasa.

Meski proyek rehab TPI sudah berjalan, ujar dia, namun pihak kontraktor yang menggarap proyek rehab TPI belum pernah koordinasi dengan pihak desa. ”Kontraktornya belum pernah menemui kami di kantor,” ujar dia.

Kapan Pancari Rajungan Tenggelam, Satu ABK Hilang



Brebes - Kapal motor pencari rajungan Dede Yayan terbalik dan tenggelam setelah dihantam gelombang tinggi di perairan Pengaradan, Kecamatan Tanjung, Brebes, Minggu (3/10). Seorang nelayan yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) dilaporkan hilang, sedangkan tiga lainnya selamat.

Hingga siang tadi (4/9), tim gabungan dari Polair Polres Brebes, SAR dan warga sekitar masih melakukan pencarian terhadap korban hilang. Ia adalah Caslim (50), pemilik kapal asal Desa Prapag Kidul, Kecamatan Losari, Brebes.

Sementara tiga korban selamat yakni Kasnadi (20) selaku nahkoda dan Arsono (45), keduanya warga Desa Prapag Lor, Kecamatan Losari. Kemudian, Rano (20), warga Desa Karangdempel, Kecamatan Losari.

Kapolres Brebes AKBP Beno Louhenapessy SIK MH melalui Kasar Polair AKP I Ketut Lanus mengatakan, kapal terbalik dan tenggelam sekitar enam mil dari pantai Desa Pengaradan, Kecamatan Tanjung.

Peristiwa itu berawal saat kapal baru berangkat melaut mencari rajungan sekitar pukul 09.00. Kapal dengan empat orang ABK itu berangkat dari Sungai Kemaron Desa Prapag Kidul, Kecamatan Losari, Brebes menuju perairan Laut jawa. Namun, setelah dua jam perjalanan atau tiba di perairan Pengaradan kapal berniat berlabuh dengan melepas jangkar, karena kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi.

"Saat itu datang gelombang tinggi menghantam kapal hingga terbalik dan tenggelam," katanya di sela-sela pencarian korban hilang,
Senin (4/9).

Dia mengungkapkan, korban hilang diduga tidak bisa berenang. Sehingga, saat gelombang besar menghantam kapal, korban langsung terseret arus. Sebab, menurut keterangan korban selamat, arus di laut saat itu sangat teras. Sedangkan, tiga korban lainnya berhasil selamat dan ditolong kapal lain yang melintas.

90 Persen Truk Sampah Milik Pemkab Rusak



Brebes - Sekitar 90 persen truk sampah milik Pemkab Brebes kini rusak. Hal itu menyebabkan puluhan petugas kebersihan kuwalahan dalam pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Apalagi, volume produksi sampah di masyarakat terus meningkat, terutama saat Lebaran lalu.

Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Tata Ruang Pemkab Brebes Sumarto mengatakan, dari 12 unit kendaraan truk sampah atau kontainer, yang kini kondisinya baik dan beroperasi hanya 1 unit.

Sementara, 1 unit sedang dalam perbaikan dan 10 unit lainya rusak. "Dari 10 unit truk sampah yang rusak, sekarang sedang kami upayakan 4 unit untuk diperbaiki," katanya, Jumat (24/9).

Menurut dia, banyaknya kendaraan yang rusak itu membuat pihaknya kuwalahan dalam mengatasi pengelolaan sampah. Kondisi tersebut sangat dirasakan pada Lebaran lalu. Saat itu volume produksi sampah masyarakat meningkat cukup tajam, sehingga penanganan sampah terpaksa dilakukan secara manual.

Hal itu menyebabkan proses pengangkutan ke TPA membutuhkan waktu lama. Apalagi, jumlah tenaga pengangkut juga terbatas. "Biasanya sampah bisa sekali angkut. Tapi, kini harus tiga kali angkut menuju TPA. Sedangkan jumlah petugas pengangkut untuk truk sebanyak 45 orang," terangnya.

Dia mengungkapkan, saat Lebaran produksi sampah di wilayahnya meningkat rata-rata 10-15 persen, dan berlangsung dari H-7 hingga H+7 Lebaran. Itu terjadi karena aktivitas warga meningkat. Apalagi, banyak pemudik yang pulang kampung. Kondisi demikian semakin membuat petugas kuwalahan.

Di wilayah Brebes misalnya, produksi sampah saat kondisi normal hanya 240 meter kubik/hari, tetapi saat Lebaran naik menjadi 270 meter kubik/ hari. "Di wilayah selatan, yang biasanya rata-rata hanya 16 meter kubik/hari, produksinya naik menjadi 20 meter kubik/hari. Sehingga, kami harus mengakut dua kali," ujarnya.

Under Construction


 

Template Information

Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Brebes Post .Com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger